BANGKIT

Bangun kesadaran kita.
Itulah kata yg sering saya baca ataupun dengar ketika bertemu dengan frasa Serikat Buruh Bangkit.  Sebuah frasa sederhana yg terlihat nyata dan jelas bahwa ini adalah kumpulannya kaum marjinal,kumpulannya para buruh. Tapi kata BANGKIT inilah yg membedakan antara serikat buruh ini dengan yg lainnya. BANGKIT. Sebuah kata sederhana yg penuh arti. Yg mengajak kita melawan kedzoliman kaum kapitalis dan juga mengajak kita selaku kaum buruh untuk memperjuangan kesejahteraan.

Berawal dari ketidaksepahaman dengan serikat buruh yg ada di perusahaan kami. Kami membentuk serikat buruh baru yg awalnya kami namakan Serikat Pekerja Mandiri. Rekan-rekan biasa menyebut kami sebagai SPM ataupun juga pernah ada yg menyebut sepeem. Apapun itu kami terima dengan lapang dada walaupun hati jengkel.

Sebagai pengurus kami mengakui masih banyak celah, masih banyak kekurangan di serikat kami. Dengan inisiatif kami sebagai pengurus dan dukungan para anggota, kami ingin memiliki wadah yg lebih besar untuk bisa menampung serta memperjuangan aspirasi anggota kami secara bersama-sama. Maka kami putuskan untuk menginduk ke serikat yg lebih mapan.

Setelah mencari dan hampir akan bergabung dengan sebuah konfederasi serikat. Kami bertemu dengan seseorang bernama Richard James Haryanto. Atas saran beliau inilah kami disarankan untuk ke taman adyasa untuk mendapat keterangan lebih jelas. Inilah yg menjadi tonggak awal titik terang bagi kami SPM waktu itu.

Di sebuag rumah yg bisa dibilang sederhana di daerah taman Adyasa kec. Solear inilah kami bertemu ibu Siti Nurofiqoh atau akrab disapa mbak Fiko(menurut pendengaran saya dan maaf jika salah nama) dan team. Mbak Fiko ini adalah ketua umum DPP Serikat Buruh Bangkit.

Setelah sekiranya cukup kami berkonsolidasi dengan team SBB. Akhirnya kami siap melebur dan menanggalkan nama SPM untuk bersatu dan berganti nama menjadi unit SERIKAT BURUH BANGKIT (BANGUN KESADARAN KITA) PT KMK Global Sports K-1.

Mungkin itu sedikit deskipsi dari kami. Mohon maat bila ada kesalahan tulisan, kata, nama maupun gelar. Kesalahan datangnya dari kami, kesempurnaan hanya milik Allah. Sekian dan terimakasih.

SBB JAYA
KEDZOLIMAN HANCURKAN
KESEJAHTERAAN PERJUANGKAN!!!

1 Maret 2014
Aris Robiyanto

>Rp. 1000T buat apa ya?

Sebagai pekerja yang punya tanggungan keluarga, sering banget saya mimpi kalau punya pemasukan lebih besar jumahnya pasti makin banyak yang bisa saya lakukan/dapatkan. Bisa nyicil rumah yang bagus (tidak perlu numpang), bisa sering makan di restoran (tidak perlu makanan rumah terus), bisa naik mobil sendiri (tidak perlu naik bus), bisa nabung uang lebih banyak untuk masa depan (tanpa perlu merasa bersalah kalau belanja), macam-macam deh mimpinya.

Tapi terus saya baca artikel ini (http://politik.kompasiana.com/2013/01/08/saatnya-politik-pencitraan-diakhiri-517598.html) kok kayaknya logika saya yang ‘pemasukan lebih besar seseorang berarti makin banyak yang bisa kita lakukan’ tidak berlaku ya untuk ngatur negara? Bayangin aja kalau pekerja dengan pemasukan per bulan Rp 3 juta (setahun berarti Rp 36 juta). Mungkin pemasukannya sering impas sama transportasi, makanan, tagihan. Nabung aja susah, apalagi kalau ada anak yang harus dibiayai pendidikannya??

Nah ini negara kita kalau lihat artikel “Saatnya Politik Pencitraan Diakhiri” udah tambah besar banget APBN-nya. Dari tahun 2004 yang ‘cuma’ Rp 374 triliun, di tahun 2012 udah Rp 1.400 triliun!! Ibaratnya kalau pegawai ini udah naik pagkat tambah gaji tiap tahun. Tapi dengan Rp 1.000 triliun, sebenarnya kita dapat apa? Angka kemiskinan aja turunnya kalau menurut artikel itu kayaknya lebih cepat kura-kura berjalan. Dari tahun 2004-2012, angka kemiskinan total turun 7 juta orang…padahal total APBN dari 2004-2012 itu sekitar Rp 7.700 triliun. Itu berarti perlu Rp 1.100 triliun APBN agar 1 juta orang Indonesia keluar dari kemiskinan.

Pasti banyak ahli ekonomi yang bilang kalau Rp 1.100 triliun per 1 juta orang keluar dari kemiskinan itu simplifikasi masalah dan salah melihatnya seperti itu. Maaf ya para ahli ekonomi, tapi buat orang biasa seperti saya yang senangnya bukan kepalang kalau sehabis naik gaji karena bisa ringanin biaya cicilan, ya perbandingan angka itu yang kelihatan. Saya naik gaji dua juta rupiah ‘saja’ sudah terbantu, miris melihat negara ini sudah Rp 7.700 triliun APBN-nya selama 9 tahun terakhir tapi angka kemiskinan kalah cepat turunnya dari kura-kura. Toh memang di jaman SD saya ingat isi pembukaan UUD ’45 kita salah satunya itu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia…” dst. Kesejahteraan salah satu ukurannya kan tingkat kemiskinan ya? Jadi buat apa Rp 7.700 triliun APBN itu selama 9 tahun terakhir? Untuk meningkatkan kecerdasan umum…tahun 2009 saja tingkat pendidikan Indonesia hanya 17,3% (http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56338:tingkat-pendidikan-di-indonesia-hanya-173&catid=15&Itemid=28). Belum lagi sering saya baca Kompas tentang kondisi sekolah yang rusak berat ruang kelasnya.

Sekarang APBN 2013 totalnya Rp 1.600-an triliun kalau menurut data di http://www.depkeu.go.id. Nambah Rp 200 triliun lagi dari tahun 2012. Pemaparan Kemenkeu sih di websitenya sih meyakinkan sekali bahwa anggaran akan dipakai untuk infrastruktur Rp 200-an triliun, penanggulangan kemiskinan Rp 115-an triliun, layanan kesehatan murah Rp 55-an triliun, dll. Tapi kalau baca artikel ini (http://finance.detik.com/read/2012/07/17/104255/1967059/4/ini-5-kementerian-lembaga-dengan-anggaran-terbesar-di-2013) sebenarnya 5 kementerian/lembaga yang mendapat anggaran terbesar di 2013 adalah:

1.    Kementerian Pertahanan (Rp 76-an triliun)
2.    Kementerian Pekerjaan Umum/PU (Rp 68-an triliun)
3.    Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Rp 65-an triliun)
4.    Polri (Rp 41-an triliun)
5.    Kementerian Agama (Rp 38 triliun)

Kalau layanan kesehatan murah akan dipakai Rp 55-an triliun, kenapa Kementerian Kesehatan tidak termasuk ya? Dan apa kita sedang dalam perang sehingga Kementerian Pertahanan mendapat anggaran terbesar? Infrastruktur kalaupun Rp 200-an triliun dianggarkan, kenyataannya apakah nanti akan begitu? Seingat saya setiap tahun infrastruktur dibahas tapi tidak kunjung jadi. Benerin pipa air di jalan saja bisa sampai berkali-kali dalam setahun, bagaimana membangun infrastruktur yang besar-besar?

Siapa di Indonesia yang bisa memerintah dan memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa? Antara tahun 1999-2003 saja angka kemiskinan turun 11-an juta orang. Padahal APBN-nya pertahun di bawah Rp 400 triliun. Artinya kalau kita asumsikan antara 1999-2003 APBN per tahun adalah rata-rata Rp 400 triliun berarti totalnya Rp 2.000-an triliun. Kalau dibagi 11 juta berarti Rp 180-an triliun per 1 juta orang keluar dari kemiskinan. Ini APBN setahunnya sudah Rp 1.000-an triliun tapi angka kemiskinannya ‘turun enggan, naik tidak mau’. Total APBN dari 1999-2003 (5 tahun) jumlahnya setara dengan APBN 2009-2010 (2 tahun)…tapi efeknya untuk menurunkan kemiskinan bagaikan langit dan bumi.

Teman saya pernah bilang ekonomi Indonesia sudah sangat maju karena jumlah kelas menengah sekarang mencapai 134 juta orang dengan PDB per Kapita Indonesia sudah setinggi US$3.500-an (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/14065998/2011.Per.Kapita.Indonesia.Tembus.3.500.Dollar.AS). Ya mungkin 29 juta rakyat miskin Indonesia akan menggelengkan kepala bila mendengar angka US$3.500-an tersebut. Bagi mereka yang penting bisa makan tiap hari minimal 3 kali sehari, anak bisa sekolah dengan biaya murah, berobat murah, dll. Bagi mereka istilah ‘PDB per Kapita’ mungkin layaknya ‘mendapat permata saat yang dibutuhkan nasi’ atau tidak ada artinya.

Jujur saya tidak masalah 2013 menjadi tahun politik seperti yang banyak pengamat sebutkan. Asalkan hasilkan pemerintah yang jelas bisa gunakan APBN secara efektif dan efisien seperti dulu sebelum 2004. Uang rakyat dipakai untuk rakyat.

Di tahun 2013 ini entah kita akan dapat apa dengan Rp 1.000-an triliun APBN. Mudah-mudahan mendapat harga pangan yang terjangkau, jalanan yang tidak harus ditambal sulam aspalnya setiap bulan. Mudah-mudahan Rp 1.000 triliun sudah cukup untuk menyediakan kesejahteraan umum dan kecerdasan bangsa.

Continue reading

Pemimpin Revolusi Bangsa

 

Seseorang yang mengetahui bahwa dirinya “terpanggil” untuk dapat memberikan sebuah warna perubahan atas bangsa ini tidak akan membiarkan dirinya berakhir dalam kondisi berdiam diri saja apalagi ketika melihat bangsanya sedang bergerak menuju kehancurannya. Orang tersebut akan segera mengambil keputusan dengan penuh keberanian dan tekad untuk menjalankan fungsi dan bagiannya demi terjadinya perubahan atas bangsanya, walaupun kondisi kepasifan masyarakat sekitar sedang merajarela. Tekad dan usaha yang konsisten dari orang tersebut sebenarnya (sadar atau tidak sadar) membangkitkan dirinya menjadi seorang pemimpin bangsa.

Sebuah kesedihan sendiri ketika kita melihat seorang pemimpin yang seharusnya memimpin akan tetapi tidak bisa berfungsi sebagai seorang pemimpin bagi orang-orang yang dipimpinnya. Sering sekali juga kita disugguhkan dengan cerita ironis tentang pemimpin yang pada awal kepemimpinannya memulai dengan baik, akan tetapi mengakhiri kepemimpinannya dalam kondisi yang mengenaskan. Bahkan, sering sekali dalam kondisi yang lebih buruk dari orang yang selama ini di’cela’nya.

Untuk itu jika seorang pemimpin ingin menjadikan kepemimpinannya berdampak dan tidak berakhir dalam kondisi yang mengenaskan, dia harus terus memastikan dirinya telah bebas atas hal-hal akan mengancam dan merusak kualitas seorang pemimpin, yaitu:

  1. Sikap untuk lebih cenderung percaya kepada diri sendiri dan melupakan orang-orang yang telah berjasa dalam pembentukkan hidupnya sampai dengan saat ini.
  2. Tidak mempergunakan waktu yang dipercayakan kepada dirinya untuk memimpin dengan melakukan hal-hal berguna dan membangun bangsa, akan tetapi hanyut dalam kesenangan sementara atas kemenangan dirinya.
  3. Sikap untuk lebih ber-”santai-santai” dan ber-“manja-manja” dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang telah dipercayakan dalam hidupnya.
  4. Kecenderungan menganggap bahwa dirinya adalah diri satu-satunya yang memiliki kekhususan dibandingkan dengan orang lain.
  5. Kecenderungan untuk tidak berpikir panjang dan “stay on purpose”.

Dengan seorang pemimpin menanggulangi setiap setiap ancaman diatas, sebenarnya pemimpin tersebut sedang menyiapkan dirinya untuk dapat berfungsi secara adil dan benar.

Seorang tokoh kepemimpinan bernama AR Bernard pernah berkata bahwa “kepemimpinan itu berbicara tentang kapasitas untuk mentranslate sebuah visi menjadi sebuah kenyataan”. Untuk menwujudkan visi yang dimilikinya, seorang pemimpin bangsa harus tetap memastikan dirinya dapat berfungsi secara adil dan benar. Seorang pemimpin juga perlu menjaga tekad yang kuat, kesungguhan hati, dan ketulusan dalam menjalankan proyek-proyeknya demi tujuan perubahan bangsa. Seorang pemimpin juga adalah seorang yang memastikan karakter kesehariannya tidak lagi tegar tengkuk, keras kepala, dan kepala batu, akan tetapi mau mendengarkan sesuatu dari ahlinya walaupun dalam waktu yang bersamaan tetap teguh dalam pendirian dengan apa yang diyakininya sebagai sesuatu yang sudah benar.

Sikap mengandalkan diri dan bergantung terhadap kemampuan seorang diri akan sangat berbahaya bagi seorang pemimpin bangsa, untuk itu seorang pemimpin bangsa harus mahir melakukan konsolisdasi.

Seorang pemimpin bangsa seharusnya adalah seorang yang cakap mengkonsolidasikan orang-orang yang dipimpinnya dan menggerakkan mereka semua untuk menggapai impian untuk bangsanya. Ucapannya pun bukan dari sebuah kehidupan kosong, akan tetapi berasal dari sebuah pengalaman pembentukan hidup karena perubahan pola pikir yang dia alami selama ini. Akibat dari adanya contoh kehidupan (role model) yang diberikan oleh seorang pemimpin seperti ini akan membuat dan mengkodisikan seluruh masyarakat menjadi orang-orang yang memiliki pikiran yang sehat, tahu menilai dan melakukan hal-hal yang memiliki faedah dalam hidupnya, dan memiliki kehidupan yang bermanfaat bagi sesama. Bahkan seorang pemimpin yang seperti ini akan dapat menghentikan kehausan masyarakat Indonesia yang merindukan akan munculnya seorang pemimpin yang benar, adil, dan menjawab kebutuhan.

Bangsa yang terdiri dari pemimpin dan masyarakat yang memiliki pikiran yang sehat dan tahu menilai serta memilih hal-hal yang berfaedah dalam hidupnya adalah salah satu ciri dari masyarakat madani. Selain itu, masyarakat madani itu memiliki tekad yang kuat untuk terus memilih “jalan” lurus sekalipun sejak awal tidak ditemukan ada keuntungan pribadi yang akan diperolehnya. Masyarakat madani juga adalah orang-orang yang dapat menghargai para pemimpinnya dan mahir dalam melanjutkan perjuangan perubahan yang telah dimulai oleh para pemimpin terdahulunya.

Mari kita bergerak bersama membangun negeri ini demi tercapainya Indonesia Baru yang adil dan berkeadilan!

Pattern:
Orang yang mendapat ‘panggilan’. Bangkit untuk memimpin. Pemimpin menjadi “role model” . Masyarakat mendapatkan contoh. Pemimpin dan Mayarakat akan berkolaborasi mewujudkan masyarakat madani. Tercipta Masyarakat Madani. Bangsa Indonesia yangsejahtera dan berkeadilan aka siap dimunculkan.

BUDAYA POLITIK INDONESIA

Coba-coba bicara politik akh. Gimana sich politik di negeri tercinta kita ini. pada pengen tau gag? Berikut sedikit penjelasannya.
CIRI-CIRI BUDAYA POLITIK
1. Memberi penekanan pada perilaku berupa sikap,pandangan,ataupun kepercayaan
2. Orientasinya terhdap sistem politk
3. Menggambarkan masyarakat dalam suatu negara
4. Budaya poltik menyangkut masalah legitimasi
5. Budaya politik menyangkut perilaku aparat negara
6. Budaya politik menyangkut proses pembuatan kebijakan pemerintah.
MACAM-MACAM BUDAYA POLITIK
1. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memper padukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”.
a. Budaya Politik Militan
Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
b. Budaya Politik Toleransi
Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu dapat men ciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas :
a. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut
Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru.
b. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyimpangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.
1. Berdasarkan Orientasi Politiknya
Realitas yang ditemukan dalam budaya politik, ternyata memiliki beberapa variasi. Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik yang berbeda. Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe yang ada dalam budaya politik yang setiap tipe memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut :
a. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
b. Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
c. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.
Dalam kehidupan masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa terbentuknya budaya politik merupakan gabungan dari ketiga klasifikasi tersebut di atas. Tentang klasifikasi budaya politik di dalam masyarakat lebih lanjut adalah sebagai berikut.
No
Budaya Politik
Uraian / Keterangan
1.
Parokial
a. Frekuensi orientasi terhadap sistem sebagai obyek umum, obyek-obyek input, obyek-obyek output, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati nol.
b. Tidak terdapat peran-peran politik yang khusus dalam masyarakat.
c. Orientasi parokial menyatakan alpanya harapan-harapan akan perubahan yang komparatif yang diinisiasikan oleh sistem politik.
d. Kaum parokial tidak mengharapkan apapun dari sistem politik.
e. Parokialisme murni berlangsung dalam sistem tradisional yang lebih sederhana dimana spesialisasi politik berada pada jenjang sangat minim.
f. Parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih bersifat afektif dan normatif dari pada kognitif.
2.
Subyek/Kaula
a. Terdapat frekuensi orientasi politik yang tinggi terhadap sistem politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu, tetapi frekuensi orientasi terhadap obyek-obyek input secara khusus, dan terhadap pribadi sebagai partisipan yang aktif mendekati nol.
b. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah
c. Hubungannya terhadap sistem plitik secara umum, dan terhadap output, administratif secara esensial merupakan hubungan yang pasif.
d. Sering wujud di dalam masyarakat di mana tidak terdapat struktur input yang terdiferensiansikan.
e. Orientasi subyek lebih bersifat afektif dan normatif daripada kognitif.
3.
Partisipan
a. Frekuensi orientasi politik sistem sebagai obyek umum, obyek-obyek inputoutput, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati satu.
b. Bentuk kultur dimana anggota-anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem politik secara komprehensif dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif (aspekinput dan output sistem politik)
c. Anggota masyarakat partisipatif terhadap obyek politik
d. Masyarakat berperan sebagai aktivis.
Kondisi masyarakat dalam budaya politik partisipan mengerti bahwa mereka berstatus warga negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Mereka memiliki kebanggaan terhadap sistem politik dan memiliki kemauan untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik dalam beberapa tingkatan dan memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok protes bila terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair.
Budaya politik partisipan merupakan lahan yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi. Hal ini dikarenakan terjadinya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah, yang ditunjukan oleh tingkat kompetensi politik, yaitu menyelesaikan sesuatu hal secara politik, dan tingkat efficacy atau keberdayaan, karena mereka merasa memiliki setidaknya kekuatan politik yang ditunjukan oleh warga negara. Oleh karena itu mereka merasa perlu untuk terlibat dalam proses pemilu dan mempercayai perlunya keterlibatan dalam politik. Selain itu warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam masyarakat secara sukarela, karena adanya saling percaya (trust) antar warga negara. Oleh karena itu dalam konteks politik, tipe budaya ini merupakan kondisi ideal bagi masyarakat secara politik.
Budaya Politik subyek lebih rendah satu derajat dari budaya politikpartisipan. Masyarakat dalam tipe budaya ini tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik negaranya dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa tidak nyaman bila membicarakan masalah-masalah politik.
Demokrasi sulit untuk berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik subyek, karena masing-masing warga negaranya tidak aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses politik muncul bila mereka telah melakukan kontak dengan pejabat lokal. Selain itu mereka juga memiliki kompetensi politik dan keberdayaan politik yang rendah, sehingga sangat sukar untuk mengharapkan artisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme kontrol terhadap berjalannya sistem politik.
Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara, mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang membicarakan masalah-masalah politik.
Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi politik. Oleh karena itu terdapat kesulitan untuk mencoba membangun demokrasi dalam budaya politik parokial, hanya bisa bila terdapat institusi-institusi dan perasaan kewarganegaraan baru. Budaya politik ini bisa dtemukan dalam masyarakat suku-suku di negara-negara belum maju, seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Namun dalam kenyataan tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik murni partisipan, pariokal atau subyek. Melainkan terdapat variasi campuran di antara ketiga tipe-tipe tersebut, ketiganya menurut Almond dan Verbatervariasi ke dalam tiga bentuk budaya politik, yaitu :
a. Budaya politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budaya politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budaya politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
 
PENERTIAN SOSIALISASI POLITIK
A.   Sosialisasi Politik, merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem politik yang berlaku di negara-negara manapun juga baik yang menganut sistem politik demokratis, otoriter, diktator dan sebagainya.
B.   Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat.
C.   Gabriel A. Almond Sosialisasi politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
D.   Irvin L. Child Sosialisasi politik adalah segenap proses dengan mana individu, yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
E.   S.N. Eisentadt, dalam From Generation to Ganeration Sosialisasi politik adalah komunikasi dengan dan dipelajari oleh manusia lain, dengan siapa individu-individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum. Oleh Mochtar Mas’oed disebut dengan transmisi kebudayaan.
F.    Denis Kavanagh Sosialisasi politik merupakan suatu proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
 
 
ALAT-ALAT PERANTARA SOSIALISASI POLITIK.
Adapun sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain :
1)   Keluarga (family)
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam keluarga. Di mulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi “obrolan”  politik ringan tentang segala hal, sehingga tanpa disadari terjadi tranfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
2)     Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
3)     Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpati-sannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu men-ciptakan “image” memperjuangkan kepentingan umum, agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu.
Khusus pada masyarakat primitif,  proses sosialisasi terdapat banyak perbedaan. Menurut Robert Le Vine yang telah menyelidiki sosialisasi di kalangan dua suku bangsa di Kenya Barat Daya: kedua suku bangsa tersebut merupakan kelompok-kelompok yang tidak tersentralisasi dan sifatnya patriarkis. Mereka mempunyai dasar penghidupan yang sama dan ditandai ciri karakteristik oleh permusuhan berdarah. Akan tetapi, suku Neuer pada dasarnya bersifat egaliter (percaya semua orang sama derajatnya) dan pasif, sedangkan suku Gusii bersifat otoriter dan agresif. Anak dari masing-masing suku didorong dalam menghayati tradisi mereka masing-masing.
 
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT INDONESIA
            Masyarakat Indonesia sangat heterogen. Heterogenitas bangsa Indonesia tidak dalam arti budaya saja melainkan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap budaya politik bangsanya. Bentuk budaya politik Indonesia merupakan subbudaya atau budaya subnasional yang dibawa oleh pelaku-pelaku politik hingga terjadi Interaksi, kerja sama dan persaingan antar-subbudaya politik itu. Interaksi dan pertemuan-pertemuan antar subbudaya itu melatarbelakangi tingkah laku para aktor politik yang terlibat dalam pentas panggung politik nasional.
            Menurut Rusadi, budaya politik Indonesia hingga dewasa ini belum banyak mengalami perubahann pergeseran dan perpindahan yang berarti. Walaupun sistem politiknya sudah beberapa kali mengalami perubahan ditinjau dari pelembagaan formal. Misalnya sistem politik demokrasi liberal ke sistem politik demokrasi terpimpin dan ke sistem politik demokrasi pancasila. Budaya politik yang berlaku dalam sistem perpolitikan Indonesia relatif konstan.
            Di era reformasi sekarang ini sistem politik Indonesia mengalami perkembangan yang cukup bagus dan lebih demokratis dalam melibatkan partisipan dalam berbagai macam kegiatan politik seperti pemilu langsung untuk memilih wakil rakyat.
            Dalam pembentukan budaya politik budaya politik nasional, terdapat beberapa unsur yang berpengaruh, yaitu sebagai berikut :
a.      Unsur subbudaya politik yang berbentuk budaya politik asal.
b.      Anaka rupa subbudaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada.
c.       Budaya Politik Nasional itu sendiri.
 
Lebih jauh lagi pertumbuhan politik nasional dapat dibagi dalam beberapa tahap.
a.      Berlakunya politik nasional yang sedang berada dalam proses pembentukannya.
b.      Budaya politik nasional yang tengah mengalami proses pematangan. Pada tahap ini, budaya politik nasional pada dasarnya sudah ada, akan tetapi masih belum matang.
c.       Budaya politik nasional yang sudah mapan yaitu budaya politik yang telah diakui keberadaannya secara nasional.
   
PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK DI INDONESIA.
Budaya yang berasal dari kata ‘buddhayah’ yang berarti akal, atau dapat juga didefinisikan secara terpisah yaitu dengan dua buah kata ‘budi’ dan ‘daya’ yang apabila digabungkan menghasilkan sintesa arti mendayakan budi, atau menggunakan akal budi tersebut. Bila melihat budaya dalam konteks politik hal ini menyangkut dengan sistem politik yang dianut suatu negara beserta segala unsur (pola bersikap & pola bertingkah laku) yang terdapat didalamnya.
            Sikap & tingkah laku politik seseorang menjadi suatu obyek penanda gejala-gejala politik yang akan terjadi pada orang tersebut dan orang-orang yang berada di bawah politiknya. Contohnya ialah jikalau seseorang telah terbiasa dengan sikap dan tingkah laku politik yang hanya tahu menerima, menurut atau memberi perintah tanpa mempersoalkan atau memberi kesempatan buat mempertanyakan apa yang terkandung dalan perintah itu. Dapat diperkirakan orang itu akan merasa aneh, canggung atau frustasi bilamana ia berada dalam lingkungan masyarakatnya yang kritis, yang sering, kalaulah tidak selalu, mempertanyakan sesuatu keputusan atau kebijaksanaan politik.
            Golongan elit yang strategis seperti para pemegang kekuasaan biasanya menjadi objek pengamatan tingkah laku ini, sebab peranan mereka biasanya amat menentukan walau tindakan politik mereka tidak selalu sejurus dengan iklim politik lingkungannya. Golongan elit strategis biasanya secara sadar memakai cara-cara yang tidak demokratis guna menyearahkan masyarakatnya untuk menuju tujuan yang dianut oleh golongan ini. Kemerosotan demokratisasi biasanya terjadi disini, walaupun mungkin terjadi kemajuan pada beberapa bidang seperti bidang ekonomi dan yang lainnya.
            Kebudayaan politik Indonesia pada dasarnya bersumber pada pola sikap dan tingkah laku politik yang majemuk. Namun dari sinilah masalah-masalah biasanya bersumber. Mengapa? Dikarenakan oleh karena golongan elite yang mempunyai rasa idealisme yang tinggi. Akan tetapi kadar idealisme yang tinggi itu sering tidak dilandasi oleh pengetahuan yang mantap tentang realita hidup masyarakat. Sedangkan masyarakat yang hidup di dalam realita ini terbentur oleh tembok kenyataan hidup yang berbeda dengan idealisme yang diterapkan oleh golongan elit tersebut. Contohnya, seorang kepala pemerintahan yang mencanangkan program wajib belajar 9 tahun demi meningkatkan mutu pendidikan, namun pada aplikasinya banyak anak-anak yang pada jenjang pendidikan dasar putus sekolah dengan berbagai alasan, seperti tidak memiliki biaya. Hal ini berarti idealisme itu tidak diimplikasikan secara riil dan materiil ke dalam masyarakat yang terlibat dibawah politiknya.
            Idealisme diakui memanglah penting. Tetapi bersikap berlebihan atas idealisme itu akan menciptakan suatu ideologi yang sempit yang biasanya akan menciptakan suatu sikap dan tingkahlaku politik yang egois dan mau menang sendiri. Demokrasi biasanya mampu menjadi jalan penengah bagi atas polemik ini.
            Indonesia sendiri mulai menganut sistem demokrasi ini sejak awal kemerdeka-annya yang dicetuskan di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Demokrasi dianggap merupakan  sistem yang cocok di Indonesia karena kemajemukan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu Demokrasi yang dilakukan dengan musyawarah mufakat berusaha untuk mencapai obyektifitas dalam berbagai bidang yang secara khusus adalah politik. Kondisi obyektif tersebut berperan untuk menciptakan iklim pemerintahan yang kondusif di Indonesia. Walaupun demikian, perilaku politik manusia di Indonesia masih memiliki corak-corak yang menjadikannya sulit untuk menerapkan Demokrasi yang murni.
            Corak pertama terdapat pada golongan elite strategis, yakni kecenderungan untuk memaksakan subyektifisme mereka agar menjadi obyektifisme, sikap seperti ini biasanya melahirkan sikap mental yang otoriter/totaliter. Corak kedua terdapat pada anggota masyarakat biasa, corak ini bersifat emosional-primordial. Kedua cirak ini tersintesa sehingga menciptakan suasana politik yang otoriter/totaliter.
            Sejauh ini kita sudah mengetahui adanya perbedaan atau kesenjangan antara corak-corak sikap dan tingkah laku politik yang tampak berlaku dalam masyarakat dengan corak sikap dan tingkahlaku politik yang dikehendaki oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kita tahu bahwa manusia Indonesia sekarang ini masih belum mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. Kenyataan tersebutlah yang hendak kita rubah dengan nilai-nilai idealisme pancasila, untuk mencapai manusia yang paling tidak mendekati kesempurnaan dalam konteks Pancasila.
            Esensi manusia ideal tersebut harus dikaitkan pada konsep “dinamika dalam kestabilan”. Arti kata dinamik disini berarti berkembang untuk menjadi lebih baik. Misalkan kepada suatu generasi diwariskan suatu undang-undang, diharapkan dengan dinamika yang ada dalam masyarakat tersebut dapat menjadikan Undang-Undang tersebut bersifat luwes dan fleksibel, sehingga tanpa menghilangkan nilai-nilai esensi yang ada, generasi tersebut terus berkembang. Dinamika dan kemerdekaan berpikir tersebut diharapkan mampu untuk memperkokoh persatuan dan memupuk pertumbuhan.
            Yang menjadi persoalan kini ialah bagaimana dapat menjadikan individu-individu yang berada di masyarakat Indonesia untuk mempunyai ciri “dinamika dalam kestabilan” yakni menjadi manusia yang ideal yang diinginkan oleh Pancasila. Maka disini diperlukanlah suatu proses yang dinamakan sosialisasi, sosialisasi Pancasila. Sosalisasi ini jikalau berjalan progressif dan berhasil maka kita akan meimplikasikan nilai-nilai Pancasila kedalam berbagai bidang kehidupan. Dari penanaman-penanaman nilai ini akan melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang berideologikan Pancasila. Proses kelahiran ini akan memakan waktu yang cukup lama, jadi kita tidak bisa mengharapkan hasil yang instant terjadinya pembudayaan.
            Dua faktor yang memungkinkan keberhasilan proses pembudayaan nilai-nilai dalam diri seseorang yaitu sampai nilai-nilai itu berhasil tertanam di dalam dirinya dengan baik. Kedua faktor itu adalah:
  1. Emosional psikologis, faktor yang berasal dari hatinya
  2. Rasio, faktor yang berasal dari otaknya
Jikalau kedua faktor tersebut dalam diri seseorang kompatibel dengan nilai-nilai Pancasila maka pada saat itu terjadilah pembudayaan Pancasila itu dengan sendirinya.
Tentu saja tidak hanya kedua faktor tersebut. Segi lain pula yang patut diperhaikan dalam proses pembudayaan adalah masalah waktu. Pembudayaan tidak berlangsung secara instan dalam diri seseorang namun melalui suatu proses yang tentunya membutuhkan tahapan-tahapan yang adalah pengenalan-pemahaman-penilaian-penghayatan-pengamalan. Faktor kronologis ini berlangsung berbeda untuk setiap kelompok usia.
Melepaskan kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan yang lama merupakan suatu hal yang berat, namun hal tersebutlah yang diperlukan oleh bangsa Indonesia.  Sekarang ini bangsa kita memerlukan suatu transformasi budaya sehingga membentuk budaya yang memberikan ciri Ideal kepada setiap Individu yakni berciri seperti manusia yang lebih Pancasilais. Transformasi iu memerlukan tahapan-tahapan pemahaman dan penghayatan yang mendalam yang terkandung di dalam nilai-nilai yang menuntut perubahan atau pembaharuan. Keberhasilan atau kegagalan pembudayaan dan beserta segala prosesnya akan menentukan jalannya perkembangan politik yang ditempuh oleh bangsa Indonesia di masa depan.
 
FAKTOR PENYEBAB BERKEMBANGNYA BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

(1) Tingkat pendidikan masyarakat sebagai kunc utama perkembangan budaya politik masyarakat
(2) Tingkat ekonomi masyarakat, semakin tinggi tingkat ekonomi/sejahtera masyarakat maka partisipasi masyarakat pun semakin besar
(3) Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi system politik yang lebih baik)
(4) Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil,independen,dan Bebas)
(5) Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai control sosial,bebas,dan  mandiri)

CINTA HARUS DIPERJUANGKAN

Tahukah kamu Hai Sobat,
Kadang orang yang di cintai mu,
Adalah orang yang paling menyakitimu.
Dan kadang teman yang lahir bersamamu,
adalah cinta sejati yang tidak kamu sadari.

Bila memang benar-benar mencintai seseorang.
”JANGAN LEPASKAN DIA,
JANGAN PERCAYA BAHWA RELA MELEPASKAN SELALU BERARTI KAMU BENAR-BENAR MENCINTAINYA,MELAINKAN PERJUANGAN DEMI CINTAMU,ITULAH CINTA SEJATI.”

CINTA yang agung adalah ketika ”kamu menitikan air mata,tetapi masih perduli terhadapnya,masih menunggu dengan setia ketika dia tidak lagi memperdulikanmu.”

Namun ada juga saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang.
”BUKAN KARENA ORANG ITU BERHENTI MENCINTAI KITA,MELAINKAN KARENA KITA MENYADARI BAHWA ORANG ITU AKAN LEBIH BAHAGIA,APABILA KITA MELEPASKANNYA.”

”CINTA KARENA TERPAKSA,BAGAI PASIR DALAM GENGGAMAN,SEMAKIN DI TEKAN,
SEMAKIN SULIT DI PERTAHANKAN.”

Tapi untukmu Wie aku akan selalu menyayangimu dan tak kan terganti,,,
Aku tahu kamu tak akan bisa melupakan ku,,, karena aku pun begitu adanya,,,
Rasa ini tak akan bisa terbunuh dari dalam hatiku walau banyak bintang yang mendekatiku,,,

Cinta Dan Persahabatan

Masih soal cinta(lagi galau tapi mikirin cinta,hehehe). Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?

Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.

Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya.

Hmm… seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku begitu pikir persahabatan. Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta. Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta. Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya, persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta.

Kesedihan pun menghampiri cinta dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya.

Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa, kemarahan dan kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya, persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan. Lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan.

Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan. Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta. Akhirnya, persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.

Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.

Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. Cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.

Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.

Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.

Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

Ketika Hubungan Cinta Tidak di Restui Orang Tua

Jatuh cinta dan memiliki seorang pacar memang menyenangkan dan bisa membuat hidup kita lebih indah dan tentunya lebih bersemangat lagi untuk menjalani hari demi hari demi. Tapi tidak semua kisah cinta itu berjalan mulus, selalu ada saja yang menghalangi atau bahkan membuat kisah cinta kita jadi lebih sulit untuk dijalani.  Dan mungkin yang paling sering terjadi adalah ketika orang tua tidak setuju atas hubungan cinta kita? Orang tua kita tidak mau menerima pilihan hati kita dan membenci orang yang jadi pacar kita.  Bila anda pernah mengalami seperti hal seperti ini, dimana hubungan cinta kita tidak mendapat restu dari orang tua, jangan kecil hati dulu dan jangan terburu-buru mengambil langkah yang bisa jadi, justru akan merugikan kehidupan kita.

Ketika orang tua tidak merestui hubungan kita, ada baiknya anda melakukan lagi cek dan rechek atas permasalahan yang sedang dihadapi, dan anda harus siap melihat dan menerima sisi baik maupun sisi buruk dari masalah ini.

Cek Motivasi Hubungan Cinta ini

Yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengetahui dulu motivasi apa yang menyebabkan kita memilih dia menjadi pacar kita? Apa tujuan dari hubungan yang kita jalin. Apakah tujuan kita memilih dia itu hanya untuk sekedar gila-gilaan, biar lebih dipandang sebagai ce/co gaul, atau mungkin ada motivasi lain yang lebih tinggi, misal karena kita menginginkan dia jadi istri/suami kita? Dengan mengetahui motivasi sebenarnya dari sebuah hubungan, kita bakal lebih mengetahui apakah kita emangbenar-benar cinta sama dia? atau justru cinta yang kita rasakan ini cuma sekedar perasaan kagum sesaat saja? Atau malah yang parah lagi bila kita memilih dia, cuma ingin teman-teman kita memandang kita hebat karena bisa mendapatkan dia, yang notabene ce/co idaman?  Nah, bila kita telah mengetahui apa sebenarnya motivasi dari hubungan cinta kita, dijamin kita bakal lebih mudah untuk menghadapi ketidaksetujuan dari orang tua kita.

Apakah ini Benar-Benar Cinta?

Sekali lagi, tanya pada diri kita sendiri, apakah yang kita rasakan ini adalah benar-benar cinta? Apakah emang kita benar-benar sayang sama dia? Saat kita jatuh cinta pada seseorang, kita akan selalu memandang semua hal itu mungkin dan bisa dilakukan. Dengan kekuatan cinta, kita bisa lebih bersemangat, apa yang tadinya terasa tidak mungkin menjadi mungkin.  Tapi ketika tiba-tiba orang tua tidak setuju dengan hubungan kita, maka akan dengan mudahnya kita menyalahkan mereka, dan menganggap mereka tidak mengerti dengan perasaan yang kita alami.

Apa Motivasi dari ketidaksetujuan Orang Tua

Langkah berikutnya adalah mengetahui apa motivasi dibalik ketidaksetujuan orang tua atashubungan cinta kita. Cari tahu latar belakang dari kehidupan orang tua kita dan kemudian kita bandingkan dengan latar belakang dari pacar kita, karena biasanya perbedaan latar belakang seringkali menjadi penyebab utama dari ketidaksetujuan orang tua. Ada banyak alasan yang bisa menyebabkan orang tua tidak merestui hubungan kita, dan itu semua harus kita cari tahu apa motivasi dari alasan-alasan tersebut.

Jika Orang Tua Kita Ternyata Salah

Orang tua juga manusia, tidak selamanya mereka selalu benar. Bila ternyata ketidaksetujuan mereka lebih dilatar belakangi karena masalah racis (perbedaan suku, warna kulit dst), kelas sosial, atau bahkan perbedaan pekerjaan (misal dia kurang mapan dibandingkan dengan kita). Bila itu semua yang menjadi alasan, maka sudah selayaknya kita berjuang mempertahankan hubungan cinta kita dan tidak begitu saja menyerah dan setuju dengan ketidaksetujuan orang tua kita.  Orang tua mungkin merasa khawatir bila ternyata hubungan cinta kita justru akan membuat kita sengsara, atau membuat kita dikucilkan dari pergaulan masyarakat. Dan terkadang orang tua mempergunakan “aturan” atau “tata sosial” zaman dulu, yang terkadang kurang relevan dengan keadaan zaman sekarang.

Bila ternyata semua ini yang menjadi penyebab ketidaksetujuan orang tua kita, maka sudah sewajarnya kita bisa memberikan argumen yang tepat pada mereka untuk mempertahankan hubungan cinta kita. Bagaimanapun ketidaksetujuan yang disebabkan karena masalah rasis, kelas sosial sangat tidak bisa dibenarkan, meskipun itu semua datang dari orang tua kita sendiri.

Jika Orang Tua Kita Ternyata Benar

Tidak ada yang lebih mengenal kita, selain orang tua kita. Bahkan orang tua lebih tahu dan mengerti pada diri kita dibandingkan kita sendiri. Dan mungkin saja, karena kita sedang dibutakan oleh yang namanya cinta, hingga apa yang dilihat sebagai sisi buruk oleh orang tua kita justru kita tidak bisa menyadarinya. Yang kita lihat hanya sisi baik dan pandangan bahwa cinta itu selalu indah.  Kita harus ingat, orang tua sangat menyayangi kita dan mereka menginginkan supaya kita bisa bahagia dalam hidup ini. Jadi ketika mereka melihat sesuatu yang tidak beres dan merugikan, dalam hubungan cinta kita, tentu saja mereka bakal dengan tegas menolak dan tidak merestui hubungan kita.

Jika orang kita ternyata pernah mendengar bahkan tahu bahwa pacar kita tersebut punya perilaku yang buruk, dan mereka mengkhawatirkan kita bakal dilukai oleh pacar kita, tentu ada baiknya bila kita mencoba mendengarkan mereka, karena mungkin saja mereka ada benarnya.  Jika kita mulai berlaku liar, dan hidup kita mulai kacau, (misal kita mulai mempergunakan obat-obatan terlarang, minuman keras) karena pengaruh pacar kita, orang tua sudah pasti sangat tidak setuju dengan hubungan kita. Dan orang tua juga bakal tidak merestui, bila ternyata selama menjalin hubungan cinta, prestasi kuliah kita mulai menurun, atau kita mulai kehilangan sahabat dan teman kita. Sudah waktunya kita mendengarkan orang tua dan menghentikan hubungan cinta kita. Bagaimanapun, sebuah hubungan cinta yang terlalu banyak mengorbankan dan merugikan kehidupan pribadi kita, sudah merupakan sesuatu yang tidak menyehatkan bagi kelangsungan hidup kita.

Menemukan Jalan Keluar

Seperti dikatakan di awal tadi, cinta itu indah dan bisa membuat hidup lebih bersemangat dan lebih baik. Bila ternyata cinta yang kita jalani sekarang ini memang benar-benar membuat hidup kita lebih baik, lebih nyaman, dan pacar kita benar-benar sayang sama kita dan memberikan efek positif pada kehidupan kita, sudah sewajarnya kita mempertahankan hubungan cinta ini, meskipun orang tua tidak setuju.

Tapi ketika hubungan cinta dirasakan mulai “membahayakan” kehidupan pribadi kita, ada baiknya kita berpikir ulang, apakah perlu kita mempertahankan cinta ini? Perlu diingat baik-baik, kita tidak harus kehilangan hidup kita hanya karena kita jatuh cinta dan membina sebuah hubungan. Keluarga, teman dan kuliah atau sekolah kita, masih sangat penting bagi kehidupan kita. Membina sebuah hubungan cinta, tidak berarti bahwa kita mesti kehilangan itu semua. Bila kita mulai merasakan bahwa kita mulai kehilangan hidup kita, sudah waktunya kita berpikir untuk mengakhiri hubungan cinta ini.

Orang tua selalu mengharapkan yang terbaik buat kita, hadapilah ketidaksetujuan orang tua dengan kepala dingin dan sikap yang kooperatif. Boleh jadi mereka tidak suka dengan pacar kita, tapi suatu hari nanti mereka pasti akan bisa menerima hubungan cinta kita, bila kita mampu membuktikan bahwa apa yang kita lakukan bisa membuat kehidupan kita lebih baik dan lebih indah untuk dijalani.

Selamat Jatuh Cinta!

Fakta-fakta Kehebatan Arsenal

Arsenal adalah salah satu klub tersukses di Inggris, punya banyak penggemar di seluruh dunia dan selalu melahirkan pemain-pemain top. Klub di London Utara ini boleh bannga karena punya rekor fantastis yang rasanya sulit dipecahkan di era sepakbola modern.

Klub yang sekarang dilatih Arsene Wenger ini memang sedang mengalami masa-masa sulit di musim 2008/09. Sudah beberapa musim mereka belum mendapat tropi baik di tingkat domestik maupun internasional. Piala terakhir yang mereka raih adalah Piala FA pada 2005. Sedangkan gelar Liga Primer Inggris terakhir dicicipi pada musim 2003/04. Meski begitu, jangan pernah menganggap remeh Arsenal. Walaupun masih tertahan di peringkat keempat di musim ini, tapi mereka mampu mengalahkan Manchester United dan Chelsea. Hanya saja tahun ini (2011/2012) mereka dua kali kalah melawan Manchester Unitedd.
Permainan mereka belakangan ini memang kurang konsisten. Fabregas cs kerap tersandung melawan klub-klub papan bawah. Wajar saja, karena saat ini Arsenal banyak dihuni pemain muda berbakat. Ini adalah hasil polesan Wenger yang dikenal bertangan dingin dalam memantau dan membina pemain muda. Performa Arsenal banyak mendapat pujian.
Mereka mampu tampil menyerang, atraktif, penguasaan bola yang baik serta umpan-umpan yang terukur. Hanya saja mereka belum punya lagi ujung tombak setajam Thierry Henry. Emmanuel Adebayor yang musim lalu cukup subur, belum bisa mengulangi produktifitasnya sampai pertengahan musim ini.
Tapi banyak yang meyakini Arsenal mampu bangkit dan tampil trengginas. Pengalaman dan kejelian Wenger dalam meracik tim rasanya masih bisa menuai hasil positif. Pria asal Prancis ini termasuk pelatih terlama di Liga Primer setelah Sir Alex Ferguson dan merupakan salah satu pelatih tersukses Arsenal.
1. Arsenal mencetak rekor 49 kali tidak terkalahkan di Liga Primer dari Mei 2003 sampai November 2004, 38 kali diantaranya terjadi pada musim 2003/04 saat mereka menjadi juara liga. Rekor sebelumnya dibuat Preston North End yang tak terkalahkan dala 22 pertandingan liga, dan itu terjadi di musim 1888/89! Sulit rasanya menyamai atau menumbangkan rekor tersebut dalam waktu dekat.
2. Arsenal memastikan gelar juara Liga Primer musim 1988/89 setelah mengalahkan Liverpool 2-0 di Anfield. Gol kemenangan dicetak Michael Thomas di menit ke-90. Uniknya, Thomas hijrah ke Liverpool pada tahun 1991. Keberhasilan Arsenal meraih gelar secara dramatis itulah yang mengilhami novel Fever Pitch.

3. Kiprah Arsenal pada dekade 1980-an menjadi inspirasi novel laris Fever Pitch yang ditulis novelis terkenal, Nick Hornby. Buku tersebut bahkan dibuat film layar lebar, ada versi Inggris dan Amerika (Hollywood).

4. Film pertama bertema sepakbola adalah The Arsenal Stadium Mistery (1939). Fokus utamanya tentu tentang Arsenal yang dibalut dengan cerita fiksi mengenai kecurangan dalam sepakbola. Beberapa pemain Arsenal ikut bermain sebagai figuran di film itu.
5. Nama Arsenal selalu disebut-sebut sebagai bagian dari budaya sepakbola Inggris. Diantaranya, pada 22 Januari 1927, pertandingan Arsenal melawan Sheffield United adalah pertandingan pertama di kompetisi Inggris yang disiarkan live melalui radio. Lalu, pada 16 September 1937, pertandingan pertama yang disiarkan langsung di televisi adalah pertandingan eksebisi antara tim utama Arsenal melawan tim cadangan Arsenal.
6. Sepanjang sejarah Liga Primer, Arsenal hanya tujuh kali finis dibawah urutan 14, sebuah rekor terbaik. Rata-rata posisi mereka dari tahun 1900 sampai 1999 adalah 8,5, tertinggi diantara klub lain. Selama ditangani Wenger, Arsenal selalu finis di tiga besar, kecuali di musim 2005/06 dan 2006/07 mereka finis di urutan keempat.
7. Arsenal belum pernah menjuarai Liga Champions. Pretasi terbaiknya adalah masuk final pada musim 2005/06. Mereka juga menjadi klub asal London pertama yang mampu lolos ke final Liga Champions pada 2006. Tapi di final mereka dikalahkan Barcelona 2-1.
8. Arsenal sudah 13 kali menjuarai Liga Primer, terbanyak setelah Liverpool (18) dan Manchester United (19). Mereka menjuarai Piala FA sepuluh kali, terbanyak setelah Manchester United (11). Arsenal tiga kali juara dobel, Liga Primer dan Piala FA dalam satu musim, pada 1971, 1998 dan 2002, rekor yang sama banyaknya dengan Manchester United. Pada 1993, Arsenal jadi tim pertama yang menjuarai Piala FA dan Piala Liga di tahun yang sama.
9. David O’Leary merupakan pemain yang paling banyak tampil bersama Arsenal (722 pertandingan). Urutan kedua, bek tangguh dan mantan kapten tim Tony Adams (669). Kiper yang paling sering tampil, David Seaman (563). Thierry Henry menjadi pencetak gol terbanyak dengan total 226 gol di semua ajang dari tahun 1999 sampai 2007.
10. Arsenal didirikan pada 1886 dengan nama Dial Square, lalu diubah menjadi Royal Arsenal. Setelah menjadi klub profesional pada 1891, nama klub diubah lagi menjadi Woolwich Arsenal. Pada 1913, mereka bermarkas di stadion Highbury, dan setahun kemudian nama Woolwich dihapus sehingga nama Arsenal dipakai sampai sekarang.

SEMOGA DI SISA PERTANDINGAN EPL, ARSENAL BISA TETAP MEMPERTAHANKAN TRADISI LOLOS KE LIGA CHAMPIONS MUSIM DEPAN. AMIIIIN.

VICTORIA CONCORDIA CRESCIT

Image

KAPAN GOONERS??

 

Pernah ada pertanyaan sejak kapan anda jadi fans ARSENAL ? dalam hati saya tersenyum sebab saya menjadi seorang gooners karena hal yang tidak disengaja. Sebetulnya saya mengidolakan seorang David Beckham yang waktu itu bermain untuk setan merah Manchester United. ketidaksengajaan dimulai ketika saya berniat membeli jersey Becks di jalan Malioboro,Yogyakarta. Waktu itu masih kelas 1 sekolah dasar dan masih kurang bisa membaca. Akibatnya berniat membeli jersey bernamakan Beckham malah salah menjadi (Dennis) Bergkamp. Namun malah sejak itulah saya menjadi pengidola sang not Flying Dutchman. Alhasil sejak itu pula lah saya menjadi seorang GOONERS sampai dengan saat ini. Saya bangga ketika melihat ARSENAL menang dan akan tetap setia ketika ARSENAL kalah maupun meraih hasil imbang.

hanya sekedar curhatan serta nostalgia saya sebagai seorang the GOONERS.

VICTORIA CONCORDIA CRESCITO GUNNERS.

Image

Continue reading